etika bisnis dan wirausaha

                                         ETIKA BISNIS DAN BERWIRAUSAHA 



Etika dan moral bisnis adalah salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis. Selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, etika bisnis juga menentukan maju atau mundurnya perusahaan.  Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan pada nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan mlakukan “apa yang benar” dan “baik” untuk menentang apa yang “salah” dan “buruk”. Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas para pemangku kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah perusahaan.  Semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh para pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan yang berpengaruh terhadap keputusan perusahaan, yaitu pemangku kepentingan internal dan eksternal. Investor, karyawan, manajemen, dan pimpinan perusahaan merupakan para pemangku kepentingan internal, sedangkan pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum, dan kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan merupakan pemangku kepentingan eksternal. Semua urusan ini sangat menentukan keputusan dan keberhasilan perusahaan. Menurut Zimmerer (1996:21), yang termasuk kelompok pemangku kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah :
1. para pengusaha/mitra usaha.
2. petani dan pemasok bahan baku.
3. organisasi pekerja.
4. pemerintah.
5. bank.
6. investor.
7. masyarakat umum.
8. Pelanggan serta konsumen. 

Berikut uraian mengenai para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengaruh terhadap keputusan-keputusan bisnis.

a. para pengusaha dan mitra usaha.
Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang, misalnya akses pasar, bahan baku, dan sumber daya lainnya. Bahkan, mitra usaha dapat berperan sebagai pemasok, pemroses, dan pemasar. Mereka secara bersama-sama menetukan harga jual tau harga beli, daerah pemasaran, dan standar barang serta jasa. Loyalitas mitra usaha akan sangat bergantung pada kepuasan yang mereka terima (bagian dari kepuasan pemangku kepentingan) perusahaan. 

b. petani dan perusahaan pemasok bahan baku.
Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan bahan baku yang kurang bernutu dan lambat dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, petani dan perusahaan yang memasok bahan baku merupakan faktor yang langsung memengaruhi  keputusan bisnis. Keputusan dalam menentukan kualitas barang dan jasa sangat bergantung pada pemasok bahan baku. Sebagai contoh, untuk menghasilkan produk jamu “Air Mancur” atau “Jamu Jago” yang berkualitas tinggi, sangat diperlukan bahan baku berkualitas yang dihasilkan oleh para petani. Bahan baku yang berkualitas sangat bergantung pada loyalitas para petani dalam menghasilkan bahan baku. Sebaliknya, loyalitas petani penghasil bahan baku yang tinggi bergantung pada tingkat kepuasan yang diterima dari perusahaan, baik dalam menentukan keputusan harga jual bahan baku maupun dalambentuk insentif lainnya. 

c. organisasi pekerja yang mewakili pekerja.
Organisasi pekerja dapat memengaruhi keputusan melalui proses tawar-menawar secara kolektif. Tawar-menawar tingkat upah, jaminan sosial, kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruhlangsung terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan yang tidak melibatkan organisasi pekerja dalam mengambil keputusan sering menimbulkan protes-protes yang
mengganggu jalannya perusahaan. Sebagai contoh, unjuk rasa buruh yang terjadi di Indonesia sekarang ini adalah sebagai akibat ketidak puasan para buruh terhadap keputusan sepihak yang diambil perusahaan. Para buruh kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Ketidakloyalan para pekerja dan protes buruh adalah akibat dari ketidak puasan mereka terhadap keputusan yang diambil perusahaan.
Ketidakloyalan yang paling tragis adalah ketika perusahaan sedang mengalami penurunan keuntungan akibat krisis ekonomi, sementara para pekerja justru menuntut kenaikan upah dan jamina kerja yang lebih tinggi. Tuntutan ini sebagai akibat dari kurangnya kepuasan para pekerja dalam hal upah dan jaminan kerja yang tetap rendah saat perusahaan mendapatkan keuntunga yang tinggi. 

d. pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha.
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian kebijakan yang dibuatnya. Peraturan dan perundang-undangan pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang-undang monopoli, hak paten, hak cipta dan peraturan yang melindungi dan mengatur jalannya usaha sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha. Misalnya, pemberian hak monopoli dan pembebasan pajak (tax holiday) oleh pemerintah terhadap perusahaan mobil “Timor” sebagai produk mobil nasional menjadikan produk perusahaan tersebut menguasai  pasaran. Akan tetapi, ketika pemberian hak monopoli dan pembebasan bea masuk dari pemerintah dikurangi, harga mobil Timor naik sehingga mengakibatkan pangsa pasarnya turun.

e. bank penyandang dana perusahaan.
Bank, selain berfungsi sebagai jantung perekonomian secara makro juga berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan. Neraca-neraca perbankan yang kurang likuid dapat memengaruhi neraca-neraca perusahaan yang tidak likuid. Sebaliknya, neraca-neraca perusahaan yang kurang likuid dapat memengaruhi keputusan bank dalam menyediakan dana bagi perusahaan. Bunga kredit bank dan persyaratan yang dibuat bank penyandang dana sangat besar pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil dalam bisnis. Sebagai contoh, krisis neraca perbankan  yang terjadi di Indonesia mengakibatkan krisis neraca perusahaan, baik perusahaan skala kecil, menegah maupun besar. 

f. investor/penanam modal.
Investor penyandang dana dapat memengaruhi perusahaan melalui  serangkaian persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan. Misalnya, investor hanya bersedia menanam modalnya di Indonesia apabila modal yang diinvestasikannya menjamin imbal hasil atas investasi yang besar. Untuk itu, para investor sering kali menerapkan persyaratan manajemen mereka, misalnya standar tenaga kerja, bahan baku, produk, dan aturan lainnya. Jadi, loyalitas investor sangat bergantung pada tingkat kepuasan mereka atas hasil penanaman modal. 

g. masyarakat umum yang dilayani.
Masyarakat umum yang dilayani dapat memengaruhi keputusan bisnis. Mereka akan menanggapi  dan memberikan informasi tentang bisnis. Menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis. Mereka juga merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan-keputusan perusahaan, baik dalam menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan maupun teknik produksi yang digunakan. Tanggapan terhadap operasi perusahaan, kualitas, harga, dan jumlah barang serta pelayanan perusahaan memengaruhi keputusan-keputusan perusahaan. Harga dan kualitas barang serta pelayanan perusahaan kepada masyarakat yang kurang memuaskan akan menciptakan citra perusahaan yang kurangbaik. Ini berarti loyalitas masyarakat (sebagai bagian dari pemangku kepentingan) terhadap perusahaan menjadi rendah sebagai akibatrendahnya kepuasan yang mereka terima dari perusahaan. 

h. pelanggan yang membeli produk.
Pelanggan yang membeli produk secara langsung dapat memengaruhi keputusan bisnis. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, jumlah, dan teknologi yang diperlukan sangat ditentukan oleh pelanggan dan memengaruhi keputusan-keputusan bisnis. 




Prinsip-Prinsip Etika dan Perilaku Bisnis/Berwiausaha
Menurut pendapat Michael Josephson (1988) yang dikutip oleh Zimmerer (1996: 27-28), secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, Yaitu :
1.      Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, dan tidak berbohong.
2.      Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani dan pennuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat dipercaya.
3.      Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh, tidak menginterpretasikan persetujuan dalam bentuk teknikan atau legalistik dengan dalih ketidak relaan.
4.      Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu jug a dalam konteks profesional, menjaga atau melindungi kemampuan untuk membuat keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
5.      Kewajiban atau keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengaki kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan serta tidsk bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
6.      Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7.      Hormat kepada orang lain yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan mempermalukan martabat olang lain.
8.      Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu meanaati hukum atau aturan, penuh kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalm mengambil keputusan. 
1.      Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat dipercaya atau diandalkan, rajin penuh komitmen melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompensi yang tinggi.
2.      Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggungjawab atas keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh.


Cara-Cara Mempertahankan Standart Etika Bisnis/Berwirausaha
1.      Ciptakan kepercayaaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggungjawab etika bagi pemangku kepentingan.
2.      Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standart tingkah lakudan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
Topik-topik khas yang ada pada suatu kode etik biasanya memuat tentang hal-hal berikut.
>Ketulusan hati secara fundamental dan ketaatan pada hukum.
>Kualitas dan keamanan produk.
>Kesehatan dan keamanan tempat kerja.
>konflik kepentingan
>Praktik dan latihan karyawan.
>Praktik pemasaran dan penjualan.
3.      Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika tidak dihukum, kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
4.      Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat bergantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip moral dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimpanan etika.
5.      Adakan pelatihan etika. Workshop (Lokakarya) merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para karyawan.
6.      Lakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika.Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada karyawan bahwa etika bukan sekadar gurauan.
7.      Pertahankan standart tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Tidak ada seorangpun yang dapat mengatur etika dan moral. Akan tetapi, manajer bisa saja memperbolehkan orang untuk  mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan.
8.      Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan harys memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9.      Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah sangat  penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan kita menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
 

1.      Libatkan karyawan dalam mempertaankan standart etika. Para karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standart etika dipertahankan.

Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Para Pemangku Kepentingan
Menurut  Zimmerer, ada 5 macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu mencakup hal-hal berikut :
1.      Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan yang artinya perusahaan harus memperhatikan, mmelestarikan dan menjaga lingkungan.
2.      Tanggung jawab terhdap karyawan. Semua aktivitas manajemen sumber daya manusia, seperti penerimaaan karyawan baru, penggajian, pelatihan,promosi, dan kompensasi merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan. Menurut Zimmerer (2000), tanggungjawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
>Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan.
>Meninta masukan dari karyawan.
>Memberikan umpan alik positif ataupun negatif.
>Selalu menceritakan tentang kepercayaan kepada karyawan.
3.      Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut Ronald J. Ebert (2000: 88) ada dua kategori, yaitu (1) menyediakan barang dan jasa yang berkualitas; dan (2) memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar. Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak pelanggan.
Menurutnya , ada 4 hak pelanggan, yaitu :
>Hak mendapatkan produk yang aman;
>Hak mendapatkan informasi segala aspek produk;
>Hak untuk didengar;
>Hak memilih apa yang akan mereka beli.
4.      Tanggung jawab terhadap investor adalah menyediakan imbal hasil atas investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba. Selain itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuanggan kepada investor seakurat dan setepat mungkin.
5.      Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaandan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap masyarakat yang berada disekitar lokasi perusahaan tersebut berada.




Komentar